Teori :
Psikologi Individual
Tokoh
: Alfred Adler (1870-1937)
Sumber
: Teori-teori Psikodinamik (klinis),
Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey
NO
|
TOPIK
|
DESKRIPSI
|
HALAMAN
|
1
|
Latar Belakang
Kehidupan
|
Alfred Adler lahir di
Wina pada tahun 1870 dari keluarga kelas menengah, dan meninggal di Aberdeen,
Skotlandia pada tahun 1937 pada waktu mengadakan perjalanan keliling untuk
memberikan ceramah.
|
239
|
|
1. Pendidikan
|
Ia meraih gelar
dokter pada tahun 1895 dari Universitas Wina. Mula-mula ia mengambil spesialisasi
di bidang ophthalmologi. Kemudian
setelah menjalani praktek dokter umum, ia menjadi seorang psikiater. Ia
menjadi anggota dan kemudian ketua m,asyarakat psikoanalisis di wina.
|
239-240
|
|
2. Tokoh
yang mewarnai ide dan wawasan
|
Filsafat Hans Vaihinger,
William james dan William Stern, Carl Jung, dan Sidmun Freud.
|
242-244
|
|
3. Profesi
|
Setalah menjalani
dokter umum, ia menjadi seorang psikiater. Ia menjadi anggota dan kemudian
ketua Masyarakat Psikoanalisis Wina. Selam perang dunia 1, ia bekarja sebagai
dokter pada lascar tentara Austria. Pada tahun 1935, ia menetap di Amerika
Serikat dimana ia menruskan prakteknya sebagai psikiater dan menjadi
professor dalam psikologi medis di Long Island Collage of Medicine. Ia juga
seorang penulis dan penceramah.
|
239-240
|
2.
|
Dasar Teori
|
Adler mengmbangkan
ide-idenya yang menyimpang dari ide-ide Freud dan anggota-anggota lain di
masyarakat Wina, dan ketika perbedaan-perbedaan menjadi tajam, ia di minta
menyajikan pandangan-pandangannya di hadapan masysarakat Wina, ini terjadi
pada tahun 1911, kemudian Adler mengudurkan diri dari jabatan ketua dan
beberapa kemudian ia memutuskan hubungan dengan psikoanalisis Freudian, dan membentuk
kelompoknya sendiri yang kemudian dikenal sebagai Psikologi Individual.
|
240
|
4.
|
Konsep tentang
Perilaku manusia
|
Manusia pada dasarnya
adalah makhluk social. Mereka menghubungkan dirinya dengan orang-orang lain,
ikut dalam kegiatan-kegiatan kerjasama social, menempatkan kesejahtaraan
social di atas kepentingan diri sendiri, dan mengembangkan gaya hidup yang
mengutamakan orientasi social.
|
241
|
|
1. Konsep
Diri yang Kreatif
|
Diri mencari
pengalaman-pengalaman yang akan membantu pemenuhan gaya hidup sang pribadi
yang unik; apabila pengalaman-pengalaman ini tidak ditemukan di dunia maka
diri akan berusaha menciptakannya.
|
241-242
|
|
2. Keunikan
Kepribadian
|
Setiap orang
merupakan konfigurasi unik dari motof-motif, sifat-sifat, minat-minat dan
nilai-nilai; setiap perbuatan yang dilakukan orang membawa corak khas gaya
hidupnya sendiri.
|
243
|
|
3. Dinamika
Tingkah Laku (Inferioritas)
|
Manusia pertama-tama
adalah makhluk social bukan seksual. Manusia dimotivasiakan oleh minat
social, bukan oleh dorongan sesual. Inferioritas mereka tidak terbatas pada
bidang seksual, melainkan bisa meluas pada segala segi, baik fisik maupun
psikologis.
|
242
|
|
4. Kesadaran
Diri
|
Manusia adalah
individu yang sadar akan dirinya sendiri dan mampu merencanakan serta
membimbing perbuatan-perbuatannya dan menyadari sepenuhnya arti dari
perbuatan-perbuatan itu bagi aktualiasasi dirinya sendiri.
|
243
|
4.
|
Teori Adler Tentang
Kepribadian
|
Sama seperti
teoretikus kepribadian lain yang latar belakang pendidikan utamanya adalah
kedokteran dan membuka pratek psikiatri, mulai berteori dalam bidang
psikologi abnormal. Ia merumuskan suatu teori tentang neurosis sebelum
memperluas jangkauan teorinya pada kepribadian normal pada tahun 1920.
|
243
|
|
1. Finalisme
Fiktif
|
Filsafat Hans
Vaihinger mengemukakan bahwa manusia hidup dengan banyak cita-cita yang
semata-mata bersifat fiktif, yang tidak ada padanannya dalam kenyataan.
misalnya”semua manusia diciptakan sama.” Adler menemukan ide bahwa manusia
lebih dimotivasikan oleh harapan-harapannya tentang masa depan daripada
pengalaman-pengalaman masa lalunya. Bagi adler, tujuan fiktif ini merupakan
penyebab subjektif peristiwa-peristiwa psikologis. Adler yakin orang normal
dapat membebaskan diri dari pengaruh fiksi-fiksi (suatu cita-cita yang tidak
mungkin direalisasikan) dan menghadapi kenyataan jika memang diperlukan,
sedangkan orang neurotic tak mampu berbuat demikian.
|
243-245
|
|
2. Perjuangan
Kearah Superioritas
|
Superioritas adalah
perjuangan kearah kesempurnaan. Adler menyatakan bahwa perjuangan ini
bersifat bawaan; bahwa ia merupakan dari hidup. Dari lahir sampai mati
perjuanhan kearah superioritas itu membawa sang pribadi dari satu tahap
perkembangan ke tahap-tahap perkembangan berikutnya yang lebih tinggi, yang
merupakan prinsip dinamik prepoten.
|
245-246
|
|
3. Perasaan
Inferioritas dan Kompensasi
|
Perasaan inferioritas
yaitu perasaan-perasaan yang muncul akibat kekurangan psikologis atau social
yang dirasakan secara subjektif maupun perasaan-perasaan yang muncul dari
kelemahan atau cacat tubuh nyata. Adler mengamati bahwa orang yang mempunyai
organ yang cacat seringkali berusa mengkompensasikan kelemahan itu dengan jalan
memperkuatnya melalui latihan intensif. Contoh: Demosthenes yang menganggap
ketika masih kanak-kanak namun akhirnya menjadi salah seorang orator dunia
yang paling mashyur. Perasaan inferioritas bukan suatu pertanda abnormalitas;
melainkan justru penyebab segala bentuk kesempurnaan dalam kehidupan manusia.
Manusia didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi inferioritasnya dan ditarik
oleh hasrat untuk menjadi superior.
|
246-247
|
|
4. Minat
Masyarakat
|
Minat social berupa
individu yang membantu masyarakat mencapai tujuan terciptanya masyarakat yang
sempurna. Minat social merupakan kompensasi sejati dan tidak dapat dielakkan
bagi semua kelemahan alamiah manusia individual. Setiap orang berada dalam
suatu konteks social sejak hari pertama hidupnya. Kerjasama terwujud dalam
hubungan antara ibu dan bayinya, dan sejak itu sang pribadi terus menerus
terlibat dalam jalinan hubungan antarpribadi yang membentuk kepribadiannya
dan memberikan penyaluran-penyalura konkret bagi perjuangan kearah
superioritas.
|
248
|
|
5. Gaya
Hidup
|
Gaya hidup adalah
prinsip sistem yang mana kepribadian individual berfungsi; keseluruhanlah
yang memerintah bagian-bagiannya. Hal ini merupakan prinsip idiografik Adler
yang utama. Setiap orang mempunyai gaya hidup tetapi tidakmungkin ada dua orang
mengembangkan gaya hidup yang sama. Gaya hidup cendikiawan berbeda dengan
olahragawan.
Gaya hidup ini
terbentuk sangat dini pada masa kanak-kanak usia 4 atau 5 tahun, dan sejak
itu pengalaman-pengalaman diasimilasikan dan digunakan seturut gaya hidup yang
unik. Gaya hidup sebagian besar ditentukan oleh inferioritas-inferioritas
khusus, entah khayalan atau nyata yang dimiliki orang. Apabila anak memiliki
kelemahan fisik, maka gaya hidupnya akan berwujud melakukan hal-hal yang akan
menghasilkan fisik yang kuat, missal: nafsu serakah Hitler untuk menaklukan
dunia bersumber pada impotensi seksualnya.
|
249-251
|
|
6. Diri
Kreatif
|
Diri kreatif
merupakan jembatan antara stimulus-stimulus yang menerpa seseorang dan
respon-respon yang diberikan orang yan bersangkutan terhadap
stimulus-stimulus itu. Diri kreatif itu menyatakn bahwa manusia membentuk
kepribadiannya sendiri dan membangun kepribadiannya dari bahan mentah
hereditas dan pengalaman. Diri kreatif memberikan arti pada kehidupan; ia
menciptakan tujuan maupu sarana untuk mencapainya. Konsep ini merupakan
puncak prestasi Adler sebagai teoretikus kepribadian.
|
251-252
|
5.
|
Cirri dan Metode
Penelitian
|
Observasi-observasi
empiris Adler sebagian besar dilakukan di lingkungan terapeutik, dan paling
banyak berupa rekontruksi-rekontruksi tentang masa lampau dan
penilaian-penilaian atas tingkah laku sekarang berdasarkan laporan-laporan
verbal.
|
252
|
|
1. Urutan
Kelahiran dan Kepribadian
|
a. Anak
sulung mendapatkan banyak perhatian sampai anak yang kedua lahir; dan ia
harus membagi kasih sayang orang tua dengan bayi yang baru lahir. Hal ini
bisa mebuat anak sulung bertingkah laku macam-macam, seperti membenci orang
lain, melindungi diri terhadap perubahan nasib yang terjadi secara mendadak,
dan merasa tidak aman.
b. Anak
tengah adalah ambisisus. Ia selalu berusaha melebihi kakaknya, cenderung
memberontak dan iri hati, tetapi pada umumnya dapat menyesuaikan diri dengan
lebih baik dibanding kakak atau adiknya.
c. Anak
bungsu adalah anak yang dimanjakan. Kemungkinan besar ia menjadi anak yang
mengandung masalah dan menjadi orang dewasa neurotic yang tidak mampu
menyesuaikan diri.
|
253
|
|
2. Ingatan
Awal
|
Ingatan paling awal
yang dapat dilaporkan seseorang merupakan kunci penting untuk memahami gaya
hidup dasarnya. Misalnya, seorang anak gadismulai bercerita tentang
ingatannya yang paling awaldengan berkata,”ketika saya berusia 3 tahun, ayah
saya….” Hal ini menunjukkan bahwa ia lebih tertarik kepada ayahnya daripada
ibunya.
|
253-254
|
|
3. Pengalaman
Masa Anak-anak
|
Ada tiga factor yang
mempengaruhi anak mudah tergelincir ke dalam gaya hidup yang salah, yaitu: a.
anak-anak yang memiliki inferioritas-inferioritas, b. amank-anak yang
dimanjakan, c. anak-anak terlantar. Ketiga keadaan ini, menimbulkan
konsepsi-konsepsi yang salah tentang dunia dan mengakibatkan suatu gaya hidup
yang patologis.
|
255
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar