Selasa, 20 Maret 2012

PUNGTUASI

KATA PENGANTAR

          Puji dan syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah swt, atas rahmat, bimbingan, dan hidayah-Nya, makalah ini akhirnya dapat diselesaikan. Dalam makalah ini khusus diberikan uraian mengenai        pungtuasi.
         Makalah ini merupakan hasil kerja yang sesuai dengan tenaga dan kemampuan yang ada pada penulis. Namun, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, di sana sini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya.
              Di samping itu, dalam menyelesaikan buku ini, banyak rintangan yang dialami oleh penulis. Namun tekad dan semangat yang kuat semua rintangan itu dapat diatasi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

       



        Pekanbaru, 10 Agustus 2011

                      Penulis



A.    PENDAHULUAN
Para ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semangkin memperdalam pengetahuannya dalam bidang teori dan praktek bahasa, semua orang menyadari bahwa interaksi dan kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Kebudayaan  suatu bangsa baru dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta diturunkan kepada generasi berikutnya dengan mengunakan bahasa. Dengan adanya bahasa sebagai alat kominikasi, maka semua yang berada disekitar manusia terdapat tanggapan dalam pemikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai alat komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
Sangat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan wujud bahasa itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Selain itu alat komunikasi untuk mempererat silaturahmi antara kota  satu dengan kota yang lain dan antar Negara .
.  Pungtuasi adalah  tanda  baca berbentuk baik  simbol-simbol  tertulis, untuk memahami fungsi dari naik atau turun, apa makna dari tutur yang disampaikan dalam dalam tempo yang singkat atau dalam relative lama. Namun semua itu baru menjadi persoalan  bila percakapan-percakapan atau bahasa lisan itu ditranskripsikan dalam tulisan. Bagaimana seseorang menyatakan naik atau menurun? bagaimana ia harus melukiskan ujaran-ujaran yang keras, lembut, dan sebagainya. Untuk menuangkan nada naik atau menurun, melukiskan ujaran-ujaran keras, lembut, dan sebagainya tersebut diperlukan pungtuasi atau tanda baca.

B.    PEMBAHASAN
1.     Pungtuasi
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
2.    Dasar pungtuasi
Bahasa terdiri atas aspek, yaitu aspek bentuk dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu unsur segmental dan unsur suprasegmental. Unsur segmental yaitu unsur bahasa yang meliputi: fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Sedangkan unsur suprasegmental adalah unsur bahasa yang kehadirannya tergantung dari unsur segmental, yang terdiri dari tekanan keras, tekanan lemah, panjang, dan sebagainya. Unsur segmental dalam bentuk yang lebih luas disebut sebagai intonasi.
Unsur segmental dapat tergambar dengan jelas walaupun kadang-kadang masih terdapat kelemahan. Untuk unsur suprasegmental beserta gerak-gerik wajah belum dapat dituliskan dengan abjad, persukuan, penulisan kata, dan sebagainya. Sebaliknya, unsur suprasegmental biasanya dinyatakan secara tertulis melalui tanda-tanda baca atau pungtuasi.
3. Macam-macam pungtuasi
Berdasarkan atas relasi gramatikal, frasa, dan inter-relasi antar bagian kalimat (hubungan sintaksis). Tanda-tanda pungtuasi sebagai berikut:
a.    Titik
Titik atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.). Titik lazim digunakan untuk:
Menyatakan akhir dari sebuah tutur ataau kalimat.
Contohnya:
1) Demokrasi bukan berarti adu kekuatan
2) Kebiasaannya yang aneh membuatnya jadi terkenal
Kalimat tanya dan kalimat perintah atau seru mengandung pula pengertian perhentian akhir, yaitu berakhirnya suatu tutur, maka tanda tanya dan tanda seru yang dipergunakan dalam kalimat tersebut selalu mengandung sebuah tanda titik.
    Contohnya:
a.Mengapa saudara tidak hadir kemarin?
b.    Pergi dari hidupku!
1.    Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan singkatan kata.
Contohnya:
1.    Yth. (yang terhormat)
2.    Drs. (Dokterandus)
Semua singkatan kata yang mempergunakan inisial atau akronim tidak mempergunakan titik. Misal, MPR, DPR, ABRI, Hankam, Lemhanas, dan sebagainya.
2.    Tanda titik dipergunakan untuk memisahkan angka ribun, jutaan, dan seterusnya yang menunjukkan jumlah.
Contohnya:
1.    100.000
2.    100.000.000
Bila bilangan itu tidak menunjukkan jumlah maka tanda titik itu tidak dipergunakan.
    Contohnya:
1.    Buka buku pada halaman 1245.
2.    Saya di lahirkan pada tahun 1972.
3.    Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik.
Contohnya:
1.    Pukul 6.30.42 (pukul enam lewat tiga puluh menit, empat puluh dua detik).
2.    Pukul 22.45.32 (pukul dua puluh dua lewat empat puluh lima menit, tiga puluh dua detik).

a.    Koma
Koma adalah perhentian antara yang menunjukkan suara menaik di tengah-tengah tutur, biasanya di lambangkan dengan tanda (,). Di samping untuk menyatakan perhentian antara (dalam kalimat), koma yang dipakai untuk beberapa tujuan tertentu. Koma digunakan dalam hal sebagai berikut:
1.    Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat, antara kalimat-kalimat setara yang menyatakan pertentangan, antara anak kalimat dan induk kalimat, dan anak kalimat dengan anak kalimat.
Contohnya:
1.    Mereka bukan melaksanakan yang diperintahkan gurunya, melain bermalas-malasan saja.
2.    Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi maksudnya tidak tercapai.
2.    Koma dipergunakan untuk menandakan suatu bentuk parentetis (keterangan yang di tempatkan di dalam kurung) dan unsur-unsur yang tidak restriktif.
Contohnya:
1.    Cita-citanya, seperti yang diinginkannya dari dulu, terlaksana dengan segala dengan kemampuan yang dimilikinya.
2.    Mahasiswa, yang belajaar dengan rajin, dapat diberi nilai yang memuaskan.
3.    Tanda koma di pergunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat mendahului induk kalimatnya, atau untuk memisahkan induk kalimat dengan sebuah bagian pengantar yang terletak sebelum induk kalimat.
Contohnya:
1.    Karena kecewa, ia pergi jauh.
2.    Sebagai kenang-kenangan, kami mohon agar Bapak sudi menyanyikan sebuah lagu.
4.    Tanda koma dipergunakan untuk menceritakan beberapa kata yang disebut berturut-turut.
Contohmya:
1. Ia membeli sekarung beras, seekor kerbau jantan, sepuluh kilo gula pasir, sepuluh kaleng minyak bimoli sebagai persiapan resepsi ulang tahunnya ke-30.
5.    Tanda koma dipergunakan untuk memisahkan beberapa kata yang disebut berturut-turut.
Contohnya:
1. Oleh karena itu, sudah sampailah saatnya bagi kita untuk menata kembali kehidupan di kampus ini.
2. Biarpun demikian, pelajar-pelajar yang berkualitas baik tidak sepenuhnya tertampung dalam universitas negeri.
6.    Tanda koma selalu dipergunakan untuk menghindari salah satu baca ataau keragu-raguan.
Contohnya:
1.    Meragukan: Di luar gedung terlihat angker.
Jelas: Di luar, gedung terlihat angker.
7.    Tanda koma digunakan untuk menandakan seseorang yang diajak bicara.
Contohnya:
1.    Saya setuju, saudara, berlajarlah dengan tekun.
2.    Tabahkanlah hatimu, Lis, saya pergi tidak akan lama.
8.    Tanda koma digunakan untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkannya.
Contohnya:
1.    Dosen saya, Pak Prof. Dr. H. J. S. Badudu, mengajar stuktur bahasaa Indonesia dengan penuh semangat.
2.    Orang tuanya, Pak H. Abd. Rahman, telah meninggal dunia.
9.    Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata-kata efektif seperti o, ya,wah, aduh, kasihan, dan sebagainya dari kalimat lainnya.
Contohnya:
1.    Ya, saya siap menjadi anggota.
2.    Wah, saudara benar-benar hebat!
10.    Tanda koma digunakan untuk beberapa maksud seperti:
a.    Memisahkan nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat, dan tanggal.
Contohnya:
Bila saudara ingin menyurati saya alamatkanlah ke: Perumahan Putri Tujuh, Blok II, No. 05, RT. 06 RW. 03, Sidomulyo Barat, Pekanbaru.
b.    Memisahkan nama yang dibalikkan .
Contohnya:
Rusyana, Yus (Yus Rusyana).
c.    Memisahkan nama keluarga dari gelar akademik.
Contohnya:
Drs. Hermansyah, M. A.
d.    Menyatakan angka desimal
Contohnya:
Rumah saya luasnya 84,73 m.
b.    Titik koma
Titik koma di lambangkan dengan tanda (;). Fungsi titik koma sebenarnya terletak antara titik dan koma. Di satu pihak orang ingin melanjutkan kalimatnya dengan bagian-bagian kalimat berikutnya, tetapi dipihak lain dirasakan bahwa bagian kalimat tadi sudah dapat diakhiri dengan sebuah titik.
Titik koma digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
1.    Untuk memisahkan dua bagian kalimat yang sederajat yang tidak menggunakan kata sambung.
Contohnya:  Ia seorang sarjana yang cemerlang; seorang dosen yang berkualitas; seorang praktisi yang patut diperhitungkan.
2.    Titik koma digunakan untuk memisahkan anak-anak kalimat yang sederajat.
Contohnya:  Beliau mengatakan baahwa ia sudah tua; Ia ingin beristirahat; sebab itu ia tidak mau diangkat menjadi menteri.
3.    Titik koma digunakan untuk memisahkan sebuah kalimat yang panjang dan mengandung subjek yang sama, serta terdapat perhentian yang lebih lama dari koma biasa; teristimewah titik koma di gunakan bila dalam bagian kalimat terdahulu telah memakai koma.
Contohnya:  melihat anaknya tiba-tiba seperti yang putus harapan, hilang akalnya; gelisah tidak tentu apa yang hendak dikerjakannya.
c.    Titik dua
Titik dua biasanya di lambangkan dengan tanda (:). Titik digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
1.    Titik dua digunakan sebagai pengantar sebuah kutipan yang panjang, baik yang diambil dari sebuah buku, majalah.
Contohya: Dalam sebuah karangannya yang berjudul “bahasa daan sastra dalam Gamitan Pendidikan “Prof. DR. H. Yus Rusyana mengatakan:” Besarnya inteferensi yang terjadi pada penggunaan bahasa Indonesia oleh mahasiswa menandakan pula kemampuan mahasiswa yang belum tinggi.”


2.    Titik dua dipakai sesudah kata atau frase yang memerlukan pemerian.
Contohnya:
Ketua                                    : Drs Khairuddin, M.pd.
Wakil ketua                           : Muh. Kastulani, S. H. M. Hum.
Sekretaris                              : Drs. Nusalim AR. M.Pd.
Wakil sekretaris                    : Drs. Alpizar, M.Si.
Bendahara                            : Dra. Silawati, M. Pd
d.    Tanda kutip
Tanda kutip di lambangkan dengan tanda (“….”)atau(‘….’). Tanda kutip digunakan dalam hal-hal berikut:
1.    Tanda kutip digunakan untuk mengutip kata-kata seorang, atau sebuah kalimat.
Contohnya: Ia mengatakan, “ saya harus pergi sekarang.”
2.    Tanda kutip digunakan untuk menulis judul karangan, syair atau bab buku.
Contohnya: Yena menulis sebuah artikel dalam majalah Horizon dengan judul ‘Bahasa Melayu dalam ancangan masa depan’.
e.    Tanda tanya
Tanda tanya yang biasanya dilambangkan dengan tanda (?). tanda tanya digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
1.    Tanda tanya digunakan dalam pertanyaan langsung.
Contohnya:  Anda tinggal di mana?
2.    Tanda tanya digunakan untuk menyatakan keragu-raguan atau ketidak tentuan . untuk maksud ini, tanda tanya harus di tepatkan kedalam tanda kurung (?).
Contohnya: Pengarang itu lahir tahun 1766 (?) dan meninggal dunia tahun 1850.
f.    Tanda seru
Tanda seru dilambangkan dengan (!). tanda seru biasanya di pakai dalam hal-hal  sebagai berikut:
1.    Tanda seru selalu dipergunakan untuk menyatakan suatu perintah.
Contohnya: Ambilkan dia segelas air! Cepat!
2.    Tanda seru digunakan untuk menyatakan bahwa orang yang mengutip sesuatu sebenarnya tidak setuju atau sependapat dengan apa yang dikutipnya itu.
Contohnya: kita semua berasal dari kera(!)
g.    Tanda hubung
Tanda hubung yang di lambangkan dengan tanda (-). Digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
1.    Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian dari kata ulang.
Contohnya: Sayur-mayur, jalan-jalan, dan lain sebagainya.
2.    Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan antara bagian kata atau ungkapan.
Contohnya: ber-evolusi, be-revolusi.
                      Ber-uang, be-ruang.
h.    Tanda pisah
Tanda pisah biasanya dilambangkan dengan tanda (-). Tanda pisah digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
1.    Menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan.
Contohnya: karangan yang lebih populer dapat mendorong orang-orang awam - seperti saya ini - untuk mempergunakan bahasa Indonesia dengan cara yang lebih baik.
2.    Tanda pisah dipakai antara dua bilangan.
Contohnya: Ia dibesarkan di desa selat panjang dari tahun 1966 – 1987.
i.    Tanda elipsis (titik-titik)
Tanda elipsis dilambangkan dengan tiga (…). Digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
1.    Untuk menyatakan ujaran  yang terputus-putus.
Contohnya: Ia sebenarnya sudah…sudah… sudah mati!
2.    Tanta elipsis dipakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Contohnya: Mental menjalankan kekuasaan di Negara modern … perlu dibina.
j.    Tanda kurung
Tanda kurung yang biasa dilambangkan dengan tanda ( ). Tanda kurung digunakan untuk menyatakan hal-hal sebagai berikut:
1.    Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contohnya: peranan PMBR (Persebatian Mahasiswa Bugis Riau) sangat besar artinya bagi masyarakat bugis.
2.    Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan.
contohnya: Memang diakui bahwa untuk dua jenis pelajaran (menurut kami harus dikatan ‘pengajaran ‘) ini ada metode dan sistemnya.
k.    Tanda kurung siku
Tanda kurung siku biasanya dilambangkan dengan tanda []. Tanda ini gunakan untuk maksud-maksud berikut:
1.    Untuk menerangkan suatu di luar jalannya teks, atau sisipan keterangan yang tidak ada hubungannya dengan teks.
Contohnya: sementara itu lingkungan pemuda dari kampus berhubung [maksudnya: berhubungan] dengan kenyataan-kenyataan di luar kampusnya.
2.    Mengapit keterangan atau penjelasan bagi suatu kalimat yang sudah ditempatkan di dalam kurung.
Contohnya: Peranan FKMP (forum komunikasi mahasiswa pascasarjana [organisasi yang menangani kepentingan di perguruan tinggi]) sangat dirasakan manfaatnya.
l.    Garis miring
Garis miring dilambangkan dengan tanda (/). Garis miring dipakai untuk hal-hal sebagai berikut:
1.    Pengganti kata dan, atau, per, atau memisahkan nomor alamat yang mempunyai fungsi yang berbeda.
Contohnya: Pembentukan kata / istilah-istilah harus mengikuti aturan yang baku.
2.    Garis miring digunakan untuk pedoman kode surat.
Contohnya: NO. 29/FKMP/XI/05
                   NO. 36/Und./RW.03/X/05
m.    Huruf kapital 
Huruf kapital atau huruf besar digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
1.    Huruf awal dari kata pertama dalam sebuah kalimat. Dapat juga digunakan pada huruf awal dari kata pertama dalam surat bagian sanjak, walaupun penyair-penyair dewasa ini telah meninggalkan kebiasaan tersebut.
Contohnya:
*Bunga*
              Bunga kapan kau datang
              Kau belum mengenal dunia
              Tapi hari ini kau layu
              Kau terjang segala tikus-tikus yang mengaku malaikat
              Kau hadang timah panas dengan darah putih
              Demi kicau burung pagi yang belum pasti
              Sementara para kucing berebutan tulang
              Besok, lusa, dan entah kapan lagi
Oleh: Salim AR.
2.    Huruf kapital digunakan untuk judul-judul buku, pertunjukan, nama harian, majalah, artikel, dan sanjak. Dalam hal ini biasanya kata-kata yang penting saja ditempatkan dalam huruf kapital, sedangkan kata-kata yang tidak penting tetap dalam huruf kecil.
Contohnya: 1. Bahasa Melayu dalam Ancangan Masa Depan
3.    Kenangan Manis di Danau Buatan.






DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 177. Tata bahasa Indonesia. Ende: Nusa Indah.
Nursalim, 2007. Pengantar kemampuan Berbahasa Indonesia Berbasis Kompetensi. Pekanbaru     :Infinite.
Nursalim, 1996. Dasar-dasar  kemahiran Berbahasa Indonesia.  Jakart: Balai Pustaka.
Hermanda. 2008. Bahasa Indonesia perguruan timggi. Pekanbaru: cendikia insani.
http://octhtavi-rose.blogspot.com/2010/kemampuan-berbahasa-indinosia_o6.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar