ADMINISTERASI SISWA*
A. PENDAHULUAN
Pengertian administerasi pendidikan adalah semua usaha
untuk mendayagunakan secara tepat dan berhasil sumber-sumber material dan
personal yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Pernyataan ini
telah didiskusiakan oleh pakar administerasi pendidikan Indonesia di Yogyakarta
pada tanggal 16 dan17 februari 1979.
Pengertian administerasi secara luas yang bermakna
“pengelolaan atau manajemen” di mana di dalamnya terkandung administrasi dalam
arti sempit yaitu pekerjaan tulis menulis, seperti pendaftaran peserta
didik/siswa baru, mengisi buku induk, mengisi buku rapor, membuat laporan
keuangan, dan sebagainya.
Tujuan administerasi pendidikan adalah memberikan
sistematika kerja dalam mengelola pendidikan, sehingga tugas-tugas operasional
kependidikan dapat di laksanakan secara efektif dan efisien menuju sasaran atau
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan dengan demikian para pengelola pendidikan,
khususnya para kepala sekolah dapat dengan mudah menguasai bidang tugasnya[1].
Titik pusat administrasi sekolah hendaknya selalu
paling dekat dengan maksud pokok mendirikan sekolah-sekolah. Ini berarti pendidikan
anak-anak dan remaja. Maka tindakan mangajar dan setiap aspek dari
fungsi-fungsi mengorganisasi, mengadministrasi, dan mensupervisi pengajaran
hendaknya langsung menyumbang kepada tujuan bahwa anak didik pada setiap tahap
dari setiap tahap mereka mempunyai perhatian penuh. Ini menunjukan kepada
perlunya sekolah membangun suatu program pelayanan yang memadai bagi semua
murid.[2]
B. PEMBAHASAN.
A.Pengertian.
Administrasi peserta didik (siswa[3] “Siswa adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek
didik di suatu lembaga pendidikan di lembaga pendidikan tingkat dasar dan
menengah, yakni sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah
lanjutan tingkat atas, objek yang di didik di sebut siswa.di lembaga pendidikan
tingkat tinggi yakni universitas , Akademi,,institut, objek didik disebut maha
siswa”) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan di usahakan
secara sengaja serta pembinaan secara kontiniu terhadap siswa (dalam lembaga
pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar
secara efektif dan efisien,demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah di
tetapkan. Secara kronologis operasional, rentangan kegiatannya mulai dari
penerimaan siswa baru, sampai mereka meninggalkan sekolahnya.
Administrasi siswa menujuk pada
kegiatan-kegiatan di luar kelas dan di dalam kelas. Kegiatan-kegiatan di luar
kelas meliputi:
A. Penerimaan siswa baru
Rencana penerimaan siswa baru harus
dikaitkan dengan aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif menyankut
prestasi dan keperibadian siswa,yang di haruskan di adakannya seleksi melalui
berbagai test masuk, termasuk juga test psikologi.
Kegiatan-kegiatan yang harus di lakukan
dalam peroses penerimaan siswa baru antara lain:
1. Penyusunan panitia beserta program
kerjanya.
2. Pendaftaran calon siswa baru (pengumuman,
tempat, waktu, syarat, dan sebagainya).
3. Penyeleksian berdasarkan nem dengan
kebutuhan jumlah tempat duduk yang di sediakan di kelas.
4. Pengumuman calon siswa yang diterima
(termasuk cadangan).
5. Registerasi (pencatatan siswa baru yang
positif masuk).
B. Pencatatan siswa baru dalam buku induk dan
buku mutasi
Buku induk merupakan kumpulan daftar nama siswa sepanjang masa dari
sekolah tersebut. Murid baru perlu dicatat segera dalam buku besar yang biasa
disebut buku induk atau buku pokok. Catatan dalam buku induk harus lengkap
meliputi data dan identitas siswa, dalam hal ini sebagian data dapat diambil
dari formulir pendaftaran. Di samping identitas siswa, dalam buku induk juga
berisi prestasi belajar siswa (daftar nilai raport) dari tahun ke tahun selama
siswa tersebut belajar di sekolah. Catatan dalam buku induk harus jelas, dan
ini merupakan tanggung jawab Kepala Sekolah[4]
“Pada dasarnya tangung jawab kepala sekolah ialah
melaksanakan pergram pelayanan murid/siswa di sekolahnya baik itu
kehadiran,penerimaan, orientasi, kelasifikasi dan mengenalkan lingkungan
sekolah dan program studi,evalusi dan pelaporan kemajuan murid, supervise
program-program bagi murid,penendalian murid disiplin program bimbingan program
kesehatan dan keamanan dan penyesuaian diri, sosial, dan emosional dari murid.
Maka tanggung jawab sebanyak itu biasanya tidak dapat mengerjakan semua atau
tidak dapat terlaksana dan butuh bantuan dari personil-personil yang ada pada
lembaga pendidikan tersebutyang
penggarapannya bisa diserahkan kepada pegawai sekolah. Adapun contoh format
identitas (keterangan) diri siswa dalam buku induk terdapat dalam lampiran.
Perpindahan
siswa biasa
juga disebut dengan istilah mutasi siswa. Perpindahan siswa sebenarnya mempunyai dua pengertian yaitu:
a) Perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis.
b) Perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program lain.
Perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis. Perpindahan jenis ini pada hakikatnya ialah perpindahan wilayah atau tempat. Jenis sekolah, tingkat / kelas, dan jurusan atau program studi di sekolah baru sama dengan jenis sekolah, kelas, dan jurusan pada sekolah alasannya Perpindahan siswa yang kedua ialah perpindahan jenis program. Pada suatu lembaga pendidikan terdapat program pilihan A dan program pilihan B. Siswa dari kelompok program pilihan A ingin pindah ke program pilihan B atau sebaliknya. Perpindahan tersebut diperbolehkan asalkan kesemuanya harus memenuhi persyaratan tertentu yaitu:
a) Siswa harus telah mengikuti program yang telah dipilih sebelumnya
sekurang-kurangnya satu semester.
b) Siswa harus mempunyai keyakinan penuh bahwa program baru lebih
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c) Perpindahan program harus mendapat persetujuan orang tua atau wali
yang bersangkutan.
Adapuncontoh format buku mutasi terdapat dalam lampiran.
Adapuncontoh format buku mutasi terdapat dalam lampiran.
C. kehadiran dan kedisiplinan.
Kehadiran siswa di sekolah biasa disebut dengan istilah presensi siswa. Pengertian presensi siswa mengandung dua arti, yaitu masalah kehadiran di sekolah (school attendance) dan ketidakhadiran di sekolah (non school attendance). Kehadiran dan ketidakhadiran siswa di sekolah dianggap merupakan masalah penting dalam pengelolaan siswa di sekolah, karena hal ini sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Di samping itu, kehadiran dan ketidakhadiran siswa di sekolah merupakan gambaran tentang ketertiban suatu sekolah. Pengertian kehadiran di sekolah bukan hanya berarti siswa secara fisik ada di sekolah, melainkan yang lebih penting ialah keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan di sekolah. Daftar presensi atau daftar hadir dimaksudkan untuk mengetahui frekuensi kehadiran siswa di sekolah sekaligus untuk mengontrol kerajinan belajar mereka.Tugas guru atau petugas yang ditunjuk adalah memeriksa dan memberikan tanda tentang hadir atau tidaknya seorang siswa satu kali dalam sehari.
Adapun contoh format daftar presensi atau daftar hadir siswa
terdapat dalam lampiran.
Masalah disiplin merupakan suatu masalah penting yang dihadapi sekolah-sekolah dewasa ini. Bahkan sering masalah disiplin digunakan sebagai barometer pengukur kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya. Dalam kamus administrasi, The Liang Gie merumuskan pengertian disiplin sebagai berikut: “Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”.Dari pengertian tersebut, apabila kita terapkan dalam kelas atau sekolah, maka pengertian disiplin kelas atau sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut: “Disiplin kelas / sekolah ialah keadaan tertib di mana guru, staf sekolah dan siswa yang tergabung dalam kelas atau sekolah tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati”. Dengan memperhatikan pengertian-pengertian tersebut kita akan dapat menerima bahwa disiplin mempunyai dua macam tujuan, yaitu:
Masalah disiplin merupakan suatu masalah penting yang dihadapi sekolah-sekolah dewasa ini. Bahkan sering masalah disiplin digunakan sebagai barometer pengukur kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya. Dalam kamus administrasi, The Liang Gie merumuskan pengertian disiplin sebagai berikut: “Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”.Dari pengertian tersebut, apabila kita terapkan dalam kelas atau sekolah, maka pengertian disiplin kelas atau sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut: “Disiplin kelas / sekolah ialah keadaan tertib di mana guru, staf sekolah dan siswa yang tergabung dalam kelas atau sekolah tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati”. Dengan memperhatikan pengertian-pengertian tersebut kita akan dapat menerima bahwa disiplin mempunyai dua macam tujuan, yaitu:
1. Membantu siswa untuk menjadi matang pribadinya dan mengembangkannya
dari sifat-sifat ketergantungan menuju tidak ketergantungan. Sehingga ia mampu
berdiri sendiri atas tanggungjawab sendiri.
2. Membantu anak untuk mampu berusaha menciptakan situasi yang
favorable (menyenangkan) bagi kegiatan belajar mengajar, di mana mereka
mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan
bahwa disiplin merupakan bantuan kepada siswa agar mereka mampu berdiri
sendiri.
D.OSIS
OSIS merupakan organisasi siswa yang resmi diakui dan diselenggarakan di sekolah dengan tujuan untuk melatih kepemimpinan siswa serta memberikan wahana bagi siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan ko-kurikuler yang sesuai. Oleh karena itu supaya pembinaan administrasinya terutama menyangkut pembinaan pengelolaan organisasinya dan kegitannya, apa pun kegiatan yang dikembangkan hendaknya selalu dalam rangkaiannya dengan tujuannya, yaitu pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran, pengembangan keterampilan dan pengembangan sikap.
Contoh
kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah melalui OSIS adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran.
a. Diskusi, temu karya, seminar, dan lain-lain.
b. Penelitian.
c. Karya wisata.
d. Penulisan karangan untuk berbagai media.
e. Percobaan-percobaan akademis di luar kelas.
2. Kegiatan pengembangan keterampilan berdasar hobi.
a. Latihan kepemimpinan.
b. Palang Merah Remaja.
c. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
d. Pramuka.
e. Lintas alam.
f. Olah raga.
g. Kesenian.
h. Pengaturan lalu lintas.
3. Kegiatan-kegiatan pengembangan sikap.
a. Pengumpulan dana sosial.
b. Membantu masyarakat yang kena musibah.
1. Kegiatan pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran.
a. Diskusi, temu karya, seminar, dan lain-lain.
b. Penelitian.
c. Karya wisata.
d. Penulisan karangan untuk berbagai media.
e. Percobaan-percobaan akademis di luar kelas.
2. Kegiatan pengembangan keterampilan berdasar hobi.
a. Latihan kepemimpinan.
b. Palang Merah Remaja.
c. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
d. Pramuka.
e. Lintas alam.
f. Olah raga.
g. Kesenian.
h. Pengaturan lalu lintas.
3. Kegiatan-kegiatan pengembangan sikap.
a. Pengumpulan dana sosial.
b. Membantu masyarakat yang kena musibah.
kegiatan-kegitan di luar kelas meliputi:
1. Pengelolaan kelas.
Pengelolaan
kelas[5] “Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
di lakukan oleh penangung jawab kegiatan belajar- mengajar atau yang membantu
dengan maksud agar tercapainya kondisi optimal sehingga dapat tercapai kegiatan
belajar seperti yang di harapkan. Tujuan di adakannya pengelolaan kelas agar
setiap anak didik yang berada di kelas itu dapat belajar dengan tertib sehingga
dapat tercapai tujuan pengajaraan secara efektif dan efesian” merujuk kepada berbagai jenis
kgiatan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Dalam kegiatan ini termasuk juga mengatur siswa dan tingkah lakunya, mengatur
ruang atau benda-benda untuk menciptakan berbagai kemudahan dalam belajar.
Salah satu faktor yang dapat mendorong berlangsungnya proses belajar mengajar
secara lebih baik adalah menyediakan kondisi dan situasi yang menguntungkan.
Adapun kondisi dan situasi yang dimaksud diantaranya adalah:
ü Ruangan tempat belajar harus
memungkinkan semua siswa bergerak leluasa.
ü Pengaturan tempat duduk, dalam
mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka,
di mana guru dapat mengontrol tingkah laku siswa.
ü pengaturan peyimpanan barang-barang,
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai dalam
kepentingan belajar mengajar.
2.
Pengembangan diri.
Pengembangan diri[6] “Maksud dan tujuan pengembangan diri adalah mengusahakan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan, dan tujuan di adakannya pengembangan diri meningkatkan peran serta dan inisiatifnya untuk menjaga dan membina sekolah sehingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan budaya nasional, menimbulkan daya tangkal dari pengaruh negatif yang datang dari luar lingkungan sekolah”,atau yang sering disebut dengan kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilaksankan sekolah, namun pelaksanaannya di luar jam-jam pelajaran resmi. Artinya di luar jam-jam pelajaran yang tercantum dalam jadwal pelajaran. Kegiatan ekstra kurikuler, adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Kegiatan ekstra kurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan.
LAMPIRAN.
|
1. Nama Siswa : …………………………………….
2. Jenis kelamin : …………………………………
3. Tempat, tgl. lahir : ………………………………
4. Warga Negara : …………………………………….
5. Agama : …………………………………….
6. Anak ke : …………………………………….
7. Alamat : …………………………………….
8. Asal sekolah : …………………………………….
9. Diterima : …………………………………….
a. Tanggal : …………………………………….
b. Di kelas : …………………………………….
10. Orang tua / wali siswa : …………………………………….
a. Nama : …………………………………….
b. Pendidikan : …………………………………….
c. Pekerjaan : …………………………………….
d. Alamat : …………………………………….
11. Penghargaan yang pernah
diterima siswa : …………………………………….
12. Data anekdot : …………………………………….
13. Keluar : …………………………………….
a. Tanggal : …………………………………….
b. Pada kelas : …………………………………….
c. Alasan : …………………………………….
14. Kelulusan : …………………………………….
a. Tanggal : …………………………………….
b. STTB Nomor : …………………………………….
c. Melanjutkan ke : …………………………………….
15. Perpindahan : …………………………………….
a. Tanggal : …………………………………….
b. Pindah ke : …………………………………….
c. Di kelas : …………………………………….
16. Keterangan lain-lain : …………………………………….
Catatan : pada halaman yang lain tercatat juga data prestasi belajar (angka nilai raport).
Contoh format buku mutasi
KETERANGAN PINDAH / MUTASI SISWA
Nomor :
1. NPSN : …………………………………….
2. Nama Siswa : …………………………………….
3. Nomor induk : …………………………………….
4. Jenis kelamin : …………………………………….
5. Kelas / program / jurusan : …………………………………….
6. Agama : …………………………………….
7. Tempat, tgl. lahir : …………………………………….
8. Nama orang tua / wali : …………………………………….
9. Pekerjaan orang tua / wali : …………………………………….
10. Alamat : …………………………………….
11. Berasal dari sekolah : …………………………………….
12. Pindah / mutasi ke sekolah : …………………………………….
13. Diterima di kelas : …………………………………….
14. Tanggal pindah / mutasi : …………………………………….
15. Alasan pindah / mutasi : …………………………………….
16. Catatan / keterangan : …………………………………….
a. Lampiran keterangan ini terdiri atas:
1. Buku penilaian hasil belajar / raport
2. Buku laporan pribadi
b. Setelah keluar,siswa yang bersangkutan tidak dapat diterima kembali di sekolah ini.
………….. , …………………… 20…
Mengetahui / menyetujui Kepala Sekolah,
a.n. Kepala Dinas Pendidikan Kab.
Kasubdin SMP, SMPLB, SMA, SMK Stempel
mengenai
foto
…………………………………….. ………………………
NIP, ………………......................... NIP, ………………...
Tanda penerimaan :
Siswa tsb. Dapat diterima pada
Tanggal …………. Kelas ……
No. Induk ………..
Kepala Sekolah,………………………………..
NIP, ………………………….
Contoh format presensi atau daftar hadir siswa
Daftar Presensi bulan : …………………. Tahun : ……….
Kelas : ……………………
Jumlah siswa : …………………….
KETERANGAN PINDAH / MUTASI SISWA
Nomor :
1. NPSN : …………………………………….
2. Nama Siswa : …………………………………….
3. Nomor induk : …………………………………….
4. Jenis kelamin : …………………………………….
5. Kelas / program / jurusan : …………………………………….
6. Agama : …………………………………….
7. Tempat, tgl. lahir : …………………………………….
8. Nama orang tua / wali : …………………………………….
9. Pekerjaan orang tua / wali : …………………………………….
10. Alamat : …………………………………….
11. Berasal dari sekolah : …………………………………….
12. Pindah / mutasi ke sekolah : …………………………………….
13. Diterima di kelas : …………………………………….
14. Tanggal pindah / mutasi : …………………………………….
15. Alasan pindah / mutasi : …………………………………….
16. Catatan / keterangan : …………………………………….
a. Lampiran keterangan ini terdiri atas:
1. Buku penilaian hasil belajar / raport
2. Buku laporan pribadi
b. Setelah keluar,siswa yang bersangkutan tidak dapat diterima kembali di sekolah ini.
………….. , …………………… 20…
Mengetahui / menyetujui Kepala Sekolah,
a.n. Kepala Dinas Pendidikan Kab.
Kasubdin SMP, SMPLB, SMA, SMK Stempel
mengenai
foto
…………………………………….. ………………………
NIP, ………………......................... NIP, ………………...
Tanda penerimaan :
Siswa tsb. Dapat diterima pada
Tanggal …………. Kelas ……
No. Induk ………..
Kepala Sekolah,………………………………..
NIP, ………………………….
Contoh format presensi atau daftar hadir siswa
Daftar Presensi bulan : …………………. Tahun : ……….
Kelas : ……………………
Jumlah siswa : …………………….
KESIMPULAN
Dari pemaparan
di atas dapat kami simpulkan bahwa administrasi kesiswaan itu terdiri dari
beberapa bagian yang saling terkait. Jadi antara buku induk itu ada kaitannya
dengan buku mutasi, begitu juga kehadiran siswa berkaitan dengan kedisiplinan
siswa pada saat mengikuti semua peraturan yang ada di sekolah. Mengenai
pengelolaan kelas peranan seorang guru itu patut diandalkan karena selain
sebagai pengajar seorang guru itu juga seorang yang menjadi contoh bagi
siswa-siswanya. Karena dalam proses pembelajaran tidak hanya mentransferkan
ilmu pengetahuan saja melainkan juga membentuk karakter seorang siswa menjadi
seseorang yang mempunyai akhlak yang baik di sekolah maupun di masyarakat.
Untuk menumbuh kembangkan kemampuan siswa dalam berorganisasi, maka di setiap
sekolah dibentuk sebuah organisasi yang menampung dan memenuhi semua yang
menjadi minat dari seorang siswa. Organisasi tersebut biasa disebut OSIS. Tidak
hanya hal beorganisasi saja yang dikembangkan dalam suatu lembaga pendidikan,
melainkan ada pula kegiatan ekstra kurikuler yang dapat menambah pengetahuan,
pengalaman, dan kedisiplinan dari seorang siswa. Jadi seorang siswa itu
merupakan makhluk yang unik, perkembangannya akan menentukan masa depannya
kelak.
SARAN
Dalam suatu lembaga pendidikan/organisasi untuk
mencapai suatu tujuan yang ingin di capai sebaiknya cara mengelolanya atau
administrasinya harus sistematis sesuai dan tepat, sehingga mempunyai tujuan
yang efektif dan efesien.
DAFTAR PUSTAKA
Ary H, Gunawan,Administrasi Sekolah
(Administrasi Pendidikan Mikro), PT, Rineka Cipta: JAKARTA 1996.
Oteng Sutisna, Administrasi pendidikan
(dasar teoris untuk praktek profesional), Angkasa: BANDUNG, 1989.
Suharsimi Arikunto Pengelolaan kelas dan
siswa,(sebuah pendekatan Evaluatif) CV. Rajawali: JAKARTA 1988.
Yusak Burhanuddin,Administrasi
Pendidikan, CV,Pustaka Setia:BANDUNG.1998.
Hadari Nawawi,Husna Asmara,Martini Hadari,Administrasi
Sekolah, Ghalia Indonesia: JAKARTA1986.
* Makalah dengan judul administerasi siswa di buat untuk
memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah administrasi dan supermisi
pendidikan dengan dosen pembimbing Tuti Andriani M.pd
* *Penulis mahasiswa universitas negeri sultan syarif
kasim riau jurusan kependidikan islam fakultas tarbiyah dan keguruan
konsenterasi bimbingan dan konseling semester ganjil (tiga).
[1] Lihat Ary H, Gunawan,Administrasi Sekolah
(Administrasi Pendidikan Mikro), PT, Rineka Cipta: JAKARTA 1996 hlm 1-3
[2] Lihat Oteng sutisna, Administrasi pendidikan (dasar
teoris untuk praktek profesional), Angkasa:Bandung, 1989 hlm 77.
[3].lihat lebih jelas Suharsimi Arikunto Pengelolaan
kelas dan siswa,(sebuah pendekatan Evaluatif) CV. Rajawali: JAKARTA 1988 hlm,11-12.
[4]. Lihat Oteng sutisna, Administrasi pendidikan
(dasar teoris untuk praktek profesional), Angkasa:Bandung, 1989 hlm78.
[5] Suharsimi Arikunto Pengelolaan kelas dan
siswa,(sebuah pendekatan Evaluatif) CV. Rajawali: JAKARTA 1988 hlm,67-68.
[6] lihat selengkapnya, Ary H, Gunawan,Administrasi
Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), PT, Rineka Cipta: JAKARTA 1996 hlm,12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar