Kamis, 20 Desember 2012



A.                   PENDAHULUAN
1.                        Latar Belakang ke Sekolah Luar Biasa
Pada dasarnya kebutuhan anak berkebutuhan khusus sama dengan anak-anak lain pada umumnya (kebutuhan jasmani dan rohani). Tapi ada hal-hal khusus yang membutuhkan penanganan khusus, biasanya berkaitan dengan kelainan atau kecacatan yang disandangnya. Di dalam prosesnya dapat berupa pendidikan, pembelajaran yang mendidik dan memandirikan, terapi, layanan bimbingan dan konseling, layanan medis, dll.Penanganan itu tentunya dilakukan oleh profesi yang sesuai dengan bidangnya. Artinya akan banyak ahli yang terlibat dalam rangka memenuhi kebutuhan ABK itu. Sehingga dikenal dengan pendekatan multidisipliner. Para ahli dari berbagai bidang berkolaborasi memberikan layanan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan ABK agar berkembangan secara optimal. Dengan mengetahui klebih jelas tentang adanya indisipliner terutama yang berkaitan sengn bk  dilakukanlah prtikum ini agar mahasiswa bias mengetahu secara jelas tentang abk khusunya bimbingan konseling itu sndiri.
2.                        Tujuan
Tujuan diadakannya observasi ini Supaya mahasiwa bisa melihat secara langsung dan mengerti, mengamati karakteristik anak berkebutuhan khusus kemudian bisa mengerti pelayanan pelayanan yang di berikan oleh pendidik terhadap anak berkebutuhan khususus, khususnya mengenai pelayanan bimbingan konseling itu sendiri
3.Mamfaat
a.       mengetahui pelayanan seperti apa yang perlu diberikan terhadap anak berkebutuhan khusus
b.      Dapat mengetahui seperti apa pelayanan bimbingan konseling terhadap anak berkeutuhan khusus, dan layanan bimbingan konseling apa yang cocok di berikan terhadapa anak berkeutuhan khusus
B.        KAJIAN TEORI TENTANG ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1.                      Tunanetra
Ciri-ciri:
a.       Tidak dapat melihat gerakan tangan pada jarak kurang dari satu meter.
b.                  mata merah, gerakan mata tak beraturan dan cepat, mata selalu berair dan zsebagainya
Low Vision, Ciri-ciri antara lain :
1)      Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat
2) Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar
3) Memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama di cahaya terang atau saat mencoba melihat sesuatu.
4) Gangguan masalah orientasi dan mobilitas.
5) Perlu tongkat putih untuk berjalan.
6) Umumnya memerlukan sarana baca dengan huruf Braille, radio dan pustaka kaset.

c.                   Hampir buta, memiliki ciri-ciri:
1) Penglihatan menghitung jari kurang empat kaki
2) Penglihatan tidak bermanfaat bagi orientasi mobilitas
3) Harus memakai alat non visual

d.    Buta total, memiliki ciri-ciri:
1) Tidak mengenal adanya rangsangan sinar
2) Seluruhnya tergantung pada alat indera selain mata
2.      Tunarungu
 a) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20-30 dB (slight losses), memiliki ciri-ciri:
1)      Kemampuan mendengan masih baik karena berada digaris batas antara pendengaran normal dan kekurangan pendengaran taraf ringan.
2)      Tidak mengalami kesulitan memahami pembicaraan dan dapat mengikuti sekolah biasa dengan syarat tempat duduknya perlu diperhatikan, terutama harus dekat guru.
3)      Dapat belajar bicara secara efektif dengan melalui kemampuan pendengarannya.
4)      Perlu diperhatikan kekayaan perbendaharaan bahasa supaya perkembangan bicara dan bahasanya tidak terhambat.
5)      Yang bersangkutan menggunakan alat bantu dengan untuk meningkatkan ketajaman daya pendengarannya.

b)  Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB (mild losses), memiliki ciri-ciri:
1)      Dapat mengerti percakapan biasa pada jarak sangat dekat.
2)      Tidak mengalami kesulitan untuk mengekspresikan isi hatinya.
3)      Tidak dapat menangkap suatu percakapan yang lemah.
4)      Kesulitan menangkap isi pembicaraan dari lawan bicaranya, jika posisi tidak searah dengan pandangannya (berhadapan)

c) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 40-60 dB (moderate losses), memiliki ciri-ciri:
1)      Dapat mengerti percakapan keras pada jarak dekat, kira-kira satu meter, sebab dia kesulitan menangkap percakapan pada jarak normal.
2)      Sering terjadi mis-understanding terhadap lawan bicaranya jika diajak bicara.
3)      kesulitan menggunakan bahasa dengan benar dalam percakapan.
4)      Penyandang tunarungu kelompok ini mengalami kelainan bicara, terutama pada huruf konsonan.
5)      Pembendaharaan kosa katanya sangat terbatas.

d) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 60-75 dB (severe losses), memiliki ciri-ciri:
1)      Kesulitan membedakan suara.
2)      Tidak memiliki kesadaran bahwa benda-benda yang ada disekitarnya memiliki getaran suara.

e)   Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 75 dB keatas (profoundly losses), memiliki ciri-ciri:
1)      Pada kelompok ini hanya dapat mendengar suara keras sekali pada jarak kira-kira satu inci (± 2,54 cm) atau sama sekali tidak mendengar.
2)      Biasanya tidak menyadari bunyi keras, mungkin juga ada reaksi jika dekat telinga.
3)      Meskipun mengunakan alat pengeras suara, tetapi tetap tidak dapat memahami atau menangkap suara.
3.               Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ. Tunagrahita ringan (IQ : 51-70), Tunagrahita sedang (IQ : 36-51), Tunagrahita berat (IQ : 20-35), Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20). Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih dititik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.
4.               Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktifitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
5.   Autis
Memiliki ciri-ciri:
a.       Tidak mampu dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.
b.      Mempunyai daya imajinasi yang tinggi dalam bermain dan mempunyai perilaku, minat dan aktifitas yang unik (aneh).
c.       Menunjukkan gejala-gejala adanya gangguan komunikasi, interaksi social, gangguan sensoris, pola bermain, prilaku dan emosi.
d.      Berusaha menarik diri dari kontak sosial, dan cenderung menyendiri dari keramaian sosial.
e.       Suka ekolalia (membeo)
f.       Marah bila berubah dari rutinitas
g.       Kadang2 suka menyakiti diri sendiri
h.      Temper tantrum.
i.        Suka mengeluarkan suara yang kurang lazim (nada tinggi atau rendah).
6.      Tunaganda
Memiliki ciri-ciri:
a.       Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi.
b.      Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat.
c.       Seringkali menunjukkan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan.
d.       Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri.
e.       Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya konstruktif.
f.       Kecenderungan lupa akan keterampilan keterampilan yang sudah dikuasai.
g.      Memiliki masalah dalam mengeneralisasikan keterampilan keterampialan dari suatu situasi ke situasi lainnya.
C.                TEMUAN KEGIATAN PRATIKUM KE SEKOLAH LUAR BIASA
1.      Gambaran tentang Sekolah Luar Biasa Yang didatan
2.       
a)      Identitas sekolah
Nama sekolah                                   : Sekolah Luar Biasa Kasih Ibu
Alamat                           : Jln, Kartama. Gg, Baitulmuttaqin. Kec, Marpoyan Damai     Pekanbaru
Tahun berdiri                  : 2007
No Statistik                    : 10409008070

b)      Visi dan misi sekolah
c). Visi
Melahirkan dan menciptakan peserta didik mampu mandiri dan berkpribadian yang baik.
d). Misi
a.       Mengembangkan potensi dasar yang dimiliki secara optimal.
b.      Mengembangkan kemampuan ilmu pengetahuan dan keterampilan
c.       Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan
Sekolah luar biasa ini merekrut gurunya langsung dari SGPLB yang sekarang berubah menjadi PLB yang berada di UNP dan ada juga informasi dari teman-teman sesama guru, kemudian administrasi yang ada sama dengan disekolah biasa. Guru-guru disekolah ini digaji dari dana bos dan dari uang komite. Di sekolah luar biasa ini juga mempunyai beasiswa yang berjumlah 37 juta pertahun dan permurid bisa mendapatkan 700 ribu perorangnya.

e). Data Siswa

NO
Jenis
Jumlah
1
Tunanetra
2
2
Tunagrahita
27
3
Tunarungu
27
4
Tunadaksa

5
Tunalaras

6
Autis
7

d.      Data Pegawai
No
Nama
Ijazah
1
Hasferi. M
D II SGPLB Negeri Padang
2
Asboni Asli
D II SGPLB Negeri Padang
3
Masteni, S.Pd
S I PLB UNP
4
Siti Rohani, S.Pdi
S I PAI IAIN
5
Nuryanti,Psi
S I Psikolog
6
Ovi Mariza
D I YLPI Pekanbaru
7
Patri Darma. Amd
D III Abu Persada Bunda
8
Harnoni Ssaputra, S.Pd
S I PLB UNP
9
Alan

10
Iskandar
SMP

3.      Pelaksanaan Observasi dan wawancara.
a.          Waktu
Observasi mahasiswa bimbingan konseling di sekolah luar biasa kasih ibu ini dilaksanakan pada:
Jam 08:30-11:30
 Hari : sabtu
Tanggal: 16 bulan November 2012.
b.            Aspek yang diobservasi dan diwawancara

Aspek yang diobservasi adalah:
a)      Jenis atau pengelompokan anak berkebutuhan khusus di sekolah
b)      Cirri-ciri tingkah laku anak berkebutuhan khusus
c)      Pelayanan pendidikan yang diberikan bagi anak berkebutuhan khusus
Aspek yang diwawancarai
1.      Factor penyebab terjadinya kondisi diri anak berkebutuhan khusus
2.      Tujuan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
3.      Penyelenggara pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
4.      Peluang keberadaan pelayanan bimbingan konseling bagi anak berkebutuhan khusus
5.      Factor pendukung dan penghambat pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
c.             Responden yang diobservasi dan diwawancarai
Responden yang diwawancara yaitu Ibu Asboni Asli kemudian responden yang diobservasi adalah anak bekebutuhan khusus
4.                        Hasil temuan
Dari hasil temuan saya dapat menemukan bahwa pelayanan bimbingan konselind di sekolah tersebut belum dilakukan secara profesional karena pelayana bimbingan konseling yang di berikan terhadap anak berkebutuhan masih diberikan secara amatir artinya diberikan hanya anak anak meliki masalah yang besar atau anak yang nakal saja dan pelayanan ini di berikan oleh kepala sekolah bukan guru pembimbing yang mengerti bimbingan konseling itu sendiri
a)            Factor penyebab dari anak berkebutuhan khusus
Proses kelahiran hanya terjadi beberapa saat, namun penanganan yang tidak tepat pada saat proses kelahiran, dapat membawa dampak yang cukup menentukan dalam perkembangan anak. Pada proses melahirkan berbagai resiko yang akan dialami oleh seorang ibu maupun bayinya. Resiko tersebut bisa mengancam keselamatan jiwanya, maupun untuk bayi. Misalnya pada waktu melahirkan, proses melahirkan sangat sulit sehingga harus menggunakan peralatan yang digunakan untuk membantu agar anak dapat lahir. Biasanya peralatan yang digunakan untuk membantu melahirkan seperti vacuum yang dapat menarik kepala anak sehingga anak bisa keluar dari rahim ibu. Dari alat tersebut kepala tertarik sehingga mengakibatkan kerusakan fisik pada kepala, otak, dan sistem saraf pusat dapat menyebabkan keterbelakangan mental.


b)            Tujuan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
Tujuan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus ialah mengembangkan kegiatan  akademik ataupun non akademik. Seperti keterampilan siswa dalam membaca, menulis, dan berhitung, keterampilan siswa dalam berkomunikasi, bersosialisasi, serta melatih siswa agar memiliki suatu keterampilan sesuai dengan potensi yang dimilikinya agar dapat hidup mandiri dimasyarakat
c)               Peluang keberadaan pelayanan bimbingan konseling bagi anak berkebutuhan khusus
Peluang bimbingan konseling bagi anak berkebutuhan khusu sama hal nya di sekolah biasa
d)              Factor pendukung dan penghambat pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
Kecacatan bukan faktor penghambat bagi anak dalam pemenuhan hak-haknya. Namun disisi lain kecacatan anak memerlukan penanganan khusus, sebab mereka memiliki hak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan mendapat perlindungan serta kasih sayang, tambahnya. Namun yang menghambat pendidkan bagi anak berkebutuhan khusus ialah kurangnya sarana dan prasan bagi abk itu sendiri
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dapat saya simpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus harus lebih diperhatikan karena masih banyak aspek aspek yang harus dibenahi contohnya pelayanan bimbingan konseling, pelayanan bimbingan konseling di sekolah tersebut belum di tanganui secara profesional.
2. saran
Perlu adanya pelayanan bimbingan konseling di sekolah tersebut karena dilihat dari berbagai aspek pelayanan bimbingan konseling di sekolah tersebut belum berjalan semoga orang bertanggunf jawan dalam hali ini bisa segera menangani permaslahan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar