A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang ke Sekolah Luar Biasa
Pada dasarnya kebutuhan anak
berkebutuhan khusus sama dengan anak-anak lain pada umumnya (kebutuhan jasmani
dan rohani). Tapi ada hal-hal khusus yang membutuhkan penanganan khusus,
biasanya berkaitan dengan kelainan atau kecacatan yang
disandangnya. Di dalam prosesnya dapat berupa pendidikan, pembelajaran yang
mendidik dan memandirikan, terapi, layanan bimbingan dan konseling, layanan
medis, dll.Penanganan itu tentunya dilakukan oleh profesi yang sesuai dengan
bidangnya. Artinya akan banyak ahli yang terlibat dalam rangka memenuhi
kebutuhan ABK itu. Sehingga dikenal dengan pendekatan multidisipliner. Para
ahli dari berbagai bidang berkolaborasi memberikan layanan yang terbaik untuk
memenuhi kebutuhan ABK agar berkembangan secara optimal. Dengan mengetahui
klebih jelas tentang adanya indisipliner terutama yang berkaitan sengn bk dilakukanlah prtikum ini agar mahasiswa bias
mengetahu secara jelas tentang abk khusunya bimbingan konseling itu sndiri.
2.
Tujuan
Tujuan diadakannya observasi ini Supaya mahasiwa bisa melihat secara langsung dan
mengerti, mengamati karakteristik anak berkebutuhan khusus kemudian bisa
mengerti pelayanan pelayanan yang di berikan oleh pendidik terhadap anak
berkebutuhan khususus, khususnya mengenai pelayanan bimbingan konseling itu
sendiri
3.Mamfaat
a. mengetahui pelayanan seperti apa yang perlu diberikan
terhadap anak berkebutuhan khusus
b. Dapat
mengetahui seperti apa pelayanan
bimbingan konseling terhadap anak berkeutuhan khusus, dan layanan bimbingan
konseling apa yang cocok di berikan terhadapa anak berkeutuhan khusus
B.
KAJIAN
TEORI TENTANG ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1.
Tunanetra
Ciri-ciri:
a. Tidak dapat melihat gerakan tangan
pada jarak kurang dari satu meter.
b.
mata merah, gerakan mata tak beraturan dan cepat, mata selalu
berair dan zsebagainya
Low Vision, Ciri-ciri
antara lain :
1) Menulis dan membaca
dengan jarak yang sangat dekat
2) Hanya dapat membaca
huruf yang berukuran besar
3) Memicingkan mata atau
mengerutkan kening terutama di cahaya terang atau saat mencoba melihat sesuatu.
4) Gangguan masalah
orientasi dan mobilitas.
5) Perlu tongkat putih
untuk berjalan.
6) Umumnya memerlukan
sarana baca dengan huruf Braille, radio dan pustaka kaset.
c.
Hampir buta, memiliki ciri-ciri:
1) Penglihatan
menghitung jari kurang empat kaki
2) Penglihatan tidak
bermanfaat bagi orientasi mobilitas
3) Harus memakai alat
non visual
d. Buta total, memiliki ciri-ciri:
1) Tidak mengenal adanya
rangsangan sinar
2) Seluruhnya tergantung
pada alat indera selain mata
2.
Tunarungu
a)
Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20-30 dB (slight losses), memiliki ciri-ciri:
1)
Kemampuan mendengan masih baik karena berada digaris batas antara pendengaran
normal dan kekurangan pendengaran taraf ringan.
2) Tidak mengalami kesulitan
memahami pembicaraan dan dapat mengikuti sekolah biasa dengan syarat tempat
duduknya perlu diperhatikan, terutama harus dekat guru.
3)
Dapat belajar bicara secara efektif dengan melalui kemampuan pendengarannya.
4) Perlu
diperhatikan kekayaan perbendaharaan bahasa supaya perkembangan bicara dan
bahasanya tidak terhambat.
5) Yang
bersangkutan menggunakan alat bantu dengan untuk meningkatkan ketajaman daya
pendengarannya.
b) Anak tunarungu
yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB (mild losses), memiliki ciri-ciri:
1) Dapat mengerti
percakapan biasa pada jarak sangat dekat.
2)
Tidak mengalami kesulitan untuk mengekspresikan isi hatinya.
3)
Tidak dapat menangkap suatu percakapan yang lemah.
4)
Kesulitan menangkap isi pembicaraan dari lawan bicaranya, jika posisi tidak
searah dengan pandangannya (berhadapan)
c) Anak tunarungu yang
kehilangan pendengaran antara 40-60 dB (moderate
losses), memiliki ciri-ciri:
1) Dapat mengerti
percakapan keras pada jarak dekat, kira-kira satu meter, sebab dia kesulitan
menangkap percakapan pada jarak normal.
2) Sering terjadi mis-understanding terhadap lawan
bicaranya jika diajak bicara.
3) kesulitan
menggunakan bahasa dengan benar dalam percakapan.
4) Penyandang
tunarungu kelompok ini mengalami kelainan bicara, terutama pada huruf konsonan.
5) Pembendaharaan
kosa katanya sangat terbatas.
d) Anak tunarungu yang
kehilangan pendengaran antara 60-75 dB (severe
losses), memiliki ciri-ciri:
1) Kesulitan
membedakan suara.
2) Tidak memiliki
kesadaran bahwa benda-benda yang ada disekitarnya memiliki getaran suara.
e) Anak
tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 75 dB keatas (profoundly losses), memiliki
ciri-ciri:
1) Pada kelompok
ini hanya dapat mendengar suara keras sekali pada jarak kira-kira satu inci (±
2,54 cm) atau sama sekali tidak mendengar.
2) Biasanya tidak
menyadari bunyi keras, mungkin juga ada reaksi jika dekat telinga.
3) Meskipun
mengunakan alat pengeras suara, tetapi tetap tidak dapat memahami atau
menangkap suara.
3.
Tunagrahita
Tunagrahita
adalah individu yang memiliki intelegensi yang
signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam
adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan.
klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ. Tunagrahita
ringan (IQ : 51-70), Tunagrahita sedang (IQ : 36-51), Tunagrahita
berat (IQ : 20-35), Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20). Pembelajaran
bagi individu tunagrahita lebih dititik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.
4.
Tunadaksa
Tunadaksa
adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan
struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat
gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam
melakukan aktifitas fisik tetap masih
dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik
dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan
total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
5. Autis
Memiliki ciri-ciri:
a.
Tidak mampu dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.
b.
Mempunyai
daya imajinasi yang tinggi dalam bermain dan mempunyai perilaku, minat dan
aktifitas yang unik (aneh).
c.
Menunjukkan
gejala-gejala adanya gangguan komunikasi, interaksi social, gangguan sensoris,
pola bermain, prilaku dan emosi.
d.
Berusaha
menarik diri dari kontak sosial, dan cenderung menyendiri dari keramaian
sosial.
e.
Suka
ekolalia (membeo)
f.
Marah
bila berubah dari rutinitas
g.
Kadang2 suka menyakiti diri sendiri
h.
Temper
tantrum.
i.
Suka
mengeluarkan suara yang kurang lazim (nada tinggi atau rendah).
6.
Tunaganda
Memiliki
ciri-ciri:
a. Kurang komunikasi atau sama sekali
tidak dapat berkomunikasi.
b. Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat.
c. Seringkali menunjukkan perilaku yang
aneh dan tidak bertujuan.
d. Kurang dalam keterampilan menolong diri
sendiri.
e. Jarang berperilaku dan berinteraksi
yang sifatnya konstruktif.
f. Kecenderungan lupa akan keterampilan
keterampilan yang sudah dikuasai.
g. Memiliki masalah dalam
mengeneralisasikan keterampilan keterampialan dari suatu situasi ke situasi
lainnya.
C.
TEMUAN
KEGIATAN PRATIKUM KE SEKOLAH LUAR BIASA
1. Gambaran
tentang Sekolah Luar Biasa Yang didatan
2.
a) Identitas
sekolah
Nama sekolah : Sekolah Luar Biasa Kasih Ibu
Alamat
: Jln, Kartama.
Gg, Baitulmuttaqin. Kec, Marpoyan Damai
Pekanbaru
Tahun berdiri : 2007
No Statistik : 10409008070
b) Visi
dan misi sekolah
c). Visi
Melahirkan dan menciptakan peserta didik
mampu mandiri dan berkpribadian yang baik.
d). Misi
a. Mengembangkan
potensi dasar yang dimiliki secara optimal.
b. Mengembangkan
kemampuan ilmu pengetahuan dan keterampilan
c. Membekali
peserta didik agar memiliki keterampilan
Sekolah luar biasa ini
merekrut gurunya langsung dari SGPLB yang sekarang berubah menjadi PLB yang
berada di UNP dan ada juga informasi dari teman-teman sesama guru, kemudian
administrasi yang ada sama dengan disekolah biasa. Guru-guru disekolah ini
digaji dari dana bos dan dari uang komite. Di sekolah luar biasa ini juga
mempunyai beasiswa yang berjumlah 37 juta pertahun dan permurid bisa
mendapatkan 700 ribu perorangnya.
e).
Data Siswa
NO
|
Jenis
|
Jumlah
|
1
|
Tunanetra
|
2
|
2
|
Tunagrahita
|
27
|
3
|
Tunarungu
|
27
|
4
|
Tunadaksa
|
|
5
|
Tunalaras
|
|
6
|
Autis
|
7
|
d. Data
Pegawai
No
|
Nama
|
Ijazah
|
1
|
Hasferi. M
|
D II SGPLB Negeri Padang
|
2
|
Asboni Asli
|
D II SGPLB Negeri Padang
|
3
|
Masteni, S.Pd
|
S I PLB UNP
|
4
|
Siti Rohani, S.Pdi
|
S I PAI IAIN
|
5
|
Nuryanti,Psi
|
S I Psikolog
|
6
|
Ovi Mariza
|
D I YLPI Pekanbaru
|
7
|
Patri Darma. Amd
|
D III Abu Persada Bunda
|
8
|
Harnoni Ssaputra, S.Pd
|
S I PLB UNP
|
9
|
Alan
|
|
10
|
Iskandar
|
SMP
|
3. Pelaksanaan
Observasi dan wawancara.
a.
Waktu
Observasi
mahasiswa bimbingan konseling di sekolah luar biasa kasih ibu ini dilaksanakan
pada:
Jam
08:30-11:30
Hari : sabtu
Tanggal:
16 bulan November 2012.
b.
Aspek yang diobservasi dan diwawancara
Aspek yang diobservasi adalah:
a) Jenis
atau pengelompokan anak berkebutuhan khusus di sekolah
b) Cirri-ciri
tingkah laku anak berkebutuhan khusus
c) Pelayanan
pendidikan yang diberikan bagi anak berkebutuhan khusus
Aspek
yang diwawancarai
1. Factor
penyebab terjadinya kondisi diri anak berkebutuhan khusus
2. Tujuan
pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
3. Penyelenggara
pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
4. Peluang
keberadaan pelayanan bimbingan konseling bagi anak berkebutuhan khusus
5. Factor
pendukung dan penghambat pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
c.
Responden yang diobservasi dan
diwawancarai
Responden yang
diwawancara yaitu Ibu Asboni Asli kemudian responden yang diobservasi adalah anak
bekebutuhan khusus
4.
Hasil temuan
Dari
hasil temuan saya dapat menemukan bahwa pelayanan bimbingan konselind di
sekolah tersebut belum dilakukan secara profesional karena pelayana bimbingan
konseling yang di berikan terhadap anak berkebutuhan masih diberikan secara
amatir artinya diberikan hanya anak anak meliki masalah yang besar atau anak
yang nakal saja dan pelayanan ini di berikan oleh kepala sekolah bukan guru
pembimbing yang mengerti bimbingan konseling itu sendiri
a)
Factor penyebab dari anak berkebutuhan
khusus
Proses kelahiran hanya terjadi beberapa saat, namun
penanganan yang tidak tepat pada saat proses kelahiran, dapat membawa dampak
yang cukup menentukan dalam perkembangan anak. Pada proses melahirkan berbagai
resiko yang akan dialami oleh seorang ibu maupun bayinya. Resiko tersebut bisa
mengancam keselamatan jiwanya, maupun untuk bayi. Misalnya pada waktu
melahirkan, proses melahirkan sangat sulit sehingga harus menggunakan peralatan
yang digunakan untuk membantu agar anak dapat lahir. Biasanya peralatan yang
digunakan untuk membantu melahirkan seperti vacuum yang dapat menarik kepala
anak sehingga anak bisa keluar dari rahim ibu. Dari alat tersebut kepala
tertarik sehingga mengakibatkan kerusakan fisik pada kepala, otak, dan sistem
saraf pusat dapat menyebabkan keterbelakangan mental.
b)
Tujuan pelayanan pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus
Tujuan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus ialah mengembangkan kegiatan akademik
ataupun non akademik. Seperti keterampilan siswa dalam membaca, menulis, dan
berhitung, keterampilan siswa dalam berkomunikasi, bersosialisasi, serta
melatih siswa agar memiliki suatu keterampilan sesuai dengan potensi yang
dimilikinya agar dapat hidup mandiri dimasyarakat
c)
Peluang keberadaan pelayanan bimbingan
konseling bagi anak berkebutuhan khusus
Peluang bimbingan konseling bagi anak berkebutuhan
khusu sama hal nya di sekolah biasa
d)
Factor pendukung dan penghambat
pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
Kecacatan bukan faktor penghambat bagi anak dalam pemenuhan
hak-haknya. Namun disisi lain kecacatan anak memerlukan penanganan khusus,
sebab mereka memiliki hak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan mendapat
perlindungan serta kasih sayang, tambahnya. Namun yang menghambat pendidkan
bagi anak berkebutuhan khusus ialah kurangnya sarana dan prasan bagi abk itu
sendiri
D.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dapat saya simpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus harus
lebih diperhatikan karena masih
banyak aspek aspek yang harus dibenahi contohnya pelayanan bimbingan konseling,
pelayanan bimbingan konseling di sekolah tersebut belum di tanganui secara
profesional.
2. saran
Perlu adanya pelayanan bimbingan konseling di sekolah
tersebut karena dilihat dari berbagai aspek pelayanan bimbingan konseling di
sekolah tersebut belum berjalan semoga orang bertanggunf jawan dalam hali ini
bisa segera menangani permaslahan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar